Apa Itu Gross Profit Margin? Berikut Pengertian dan Cara Menghitungnya

By Muhammad Doni Darmawan, 09/06/2023 - 16:06
Apa Itu Gross Profit Margin? Berikut Pengertian dan Cara Menghitungnya

Gross profit margin adalah rasio keuangan yang digunakan untuk mengukur efisiensi dan profitabilitas suatu perusahaan dalam menghasilkan pendapatan. Rasio ini menunjukkan seberapa besar persentase dari pendapatan perusahaan yang tersisa setelah dikurangi dengan biaya produksi atau biaya barang yang dijual. 

Dalam hal ini, semakin tinggi gross profit margin, semakin besar juga keuntungan yang dihasilkan perusahaan. Oleh karena itu, gross profit margin merupakan indikator yang sangat penting bagi para investor dan pemilik bisnis dalam mengevaluasi kinerja perusahaan dan membuat keputusan strategis dalam pengelolaan keuangan.

Apa Itu Gross Profit Margin?

Gross profit margin atau margin keuntungan kotor adalah rasio yang digunakan untuk mengukur efisiensi sebuah perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dari penjualan produk atau jasa yang ditawarkan. Rasio ini menunjukkan seberapa besar persentase keuntungan kotor yang dihasilkan perusahaan dari total pendapatan.

Secara matematis, gross profit margin dihitung dengan membagi gross profit (keuntungan kotor) dengan total pendapatan, lalu dikalikan 100%. Keuntungan kotor merupakan selisih antara pendapatan dengan biaya langsung yang dibutuhkan untuk memproduksi barang atau menyediakan jasa.

Gross profit margin adalah ukuran penting bagi perusahaan karena dapat memberikan gambaran tentang kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan kotor dari penjualan produk atau jasa yang ditawarkan. Semakin tinggi gross profit margin, semakin baik kinerja keuangan perusahaan.

Baca juga : 5 Perbedaan Antara Selling dan Marketing yang Wajib Diketahui

Namun, perlu diingat bahwa gross profit margin tidak memberikan informasi lengkap tentang profitabilitas perusahaan. Perusahaan masih harus mempertimbangkan faktor-faktor lain seperti biaya overhead dan pajak untuk menentukan profitabilitas bersih perusahaan.

Secara umum, semakin tinggi gross profit margin, semakin baik kinerja keuangan perusahaan. Namun, perusahaan harus memperhatikan juga faktor-faktor lain seperti biaya overhead dan pajak untuk menentukan profitabilitas bersih perusahaan. Oleh karena itu, gross profit margin harus digunakan bersama-sama dengan rasio keuangan lainnya untuk memberikan gambaran yang lebih lengkap tentang kinerja keuangan perusahaan.

Fungsi Gross Profit Margin

Gross Profit Margin (GPM) adalah rasio keuangan yang mengukur seberapa efektif suatu perusahaan dalam menghasilkan laba dari penjualan produk atau jasa yang dihasilkannya setelah dikurangi biaya langsung produksi. GPM juga dikenal sebagai Gross Margin, Gross Profit Ratio, atau Gross Income Ratio. 

1. Mengukur efektivitas pengelolaan biaya

GPM adalah indikator penting dalam mengukur seberapa efektif suatu perusahaan dalam mengelola biaya produksi. Semakin tinggi rasio GPM, semakin efektif perusahaan dalam memproduksi dan menjual produknya dengan biaya yang lebih rendah. GPM juga dapat membantu perusahaan mengidentifikasi bagian-bagian produksi mana yang membutuhkan pengurangan biaya dan bagaimana meningkatkan efisiensi produksi secara keseluruhan.

2. Mengetahui potensi keuntungan

GPM juga dapat membantu perusahaan memperkirakan potensi keuntungan yang dapat diperoleh dari penjualan produknya. Semakin tinggi GPM, semakin besar potensi keuntungan yang dapat diperoleh dari setiap penjualan. Dengan mengetahui potensi keuntungan ini, perusahaan dapat membuat keputusan yang lebih baik dalam hal penetapan harga dan strategi penjualan.

3. Membandingkan kinerja dengan industri sejenis

Dengan menghitung GPM, perusahaan dapat membandingkan kinerjanya dengan perusahaan lain dalam industri yang sama. Hal ini dapat membantu perusahaan mengidentifikasi kelemahan dan kekuatan dalam proses produksi dan penjualan mereka. Jika GPM perusahaan lebih rendah dari rata-rata industri, maka perusahaan perlu melakukan perubahan dalam pengelolaan biaya produksi dan strategi penjualan untuk meningkatkan kinerjanya.

4. Meningkatkan transparansi keuangan

GPM dapat membantu meningkatkan transparansi keuangan perusahaan. Hal ini karena GPM memberikan gambaran yang jelas tentang seberapa efektif perusahaan dalam menghasilkan laba dari setiap produk yang dijual. Hal ini dapat memberikan kepercayaan kepada investor dan kreditor bahwa perusahaan dapat menghasilkan keuntungan yang cukup untuk membayar hutang dan memberikan keuntungan kepada pemegang saham.

Cara Menghitung Gross Profit Margin

Gross profit margin (margin laba kotor) adalah rasio yang digunakan untuk mengukur efisiensi dan profitabilitas suatu bisnis dalam menghasilkan produk atau layanan. Margin laba kotor adalah selisih antara pendapatan kotor (total pendapatan dari penjualan) dan biaya barang yang dijual, yang kemudian dibagi dengan pendapatan kotor. Margin laba kotor dapat memberikan gambaran tentang seberapa efektif bisnis dalam mengelola biaya produksi dan pengeluaran untuk menghasilkan keuntungan.

Baca juga : Perbedaan Jurnal Umum dan Jurnal Khusus Akuntansi yang Wajib Diketahui

Tentukan pendapatan kotor (total pendapatan dari penjualan)

Misalnya, jika sebuah perusahaan menjual produk senilai 100 juta rupiah dalam satu periode, maka pendapatan kotornya adalah 100 juta rupiah.

Tentukan biaya barang yang dijual (COGS - cost of goods sold)

Biaya barang yang dijual adalah biaya produksi, bahan baku, tenaga kerja, dan biaya lain yang dikeluarkan untuk menghasilkan barang yang dijual. Misalnya, jika biaya produksi dan pengiriman barang senilai 60 juta rupiah, maka biaya barang yang dijual adalah 60 juta rupiah.

Hitung margin laba kotor

Margin laba kotor dihitung dengan cara mengurangi biaya barang yang dijual dari pendapatan kotor dan kemudian membaginya dengan pendapatan kotor. Formula yang digunakan adalah sebagai berikut:

Margin laba kotor = (Pendapatan Kotor - Biaya Barang yang Dijual) / Pendapatan Kotor

Dalam contoh di atas, margin laba kotor perhitungannya adalah sebagai berikut:

Margin laba kotor = (100 juta rupiah - 60 juta rupiah) / 100 juta rupiah

= 40 juta rupiah / 100 juta rupiah

= 0,4 atau 40%

Artinya, margin laba kotor dari penjualan produk tersebut adalah 40%.

Margin laba kotor yang tinggi menunjukkan bahwa bisnis tersebut dapat mengelola biaya produksi dengan efektif dan memiliki keuntungan yang baik dari penjualan produk atau layanan. Sebaliknya, margin laba kotor yang rendah menunjukkan bahwa bisnis tersebut mungkin mengalami kesulitan dalam mengelola biaya produksi dan perlu meninjau kembali strategi bisnisnya.

Kesimpulan

Gross Profit Margin adalah rasio yang digunakan untuk mengukur efisiensi biaya dan kinerja keuntungan suatu Bisnis dalam menghasilkan produk atau jasa. Semakin tinggi gross profit margin, semakin efisien perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dari penjualan produk atau jasa.

Tingginya gross profit margin dapat menjadi indikator yang baik bagi investor dan analis keuangan dalam mengevaluasi kinerja keuangan suatu perusahaan. Hal ini karena semakin besar gross profit margin, semakin besar pula keuntungan yang dihasilkan oleh perusahaan.

Namun, perlu diingat bahwa gross profit margin hanya merupakan salah satu indikator kinerja keuangan perusahaan dan tidak dapat dijadikan patokan tunggal untuk mengevaluasi kinerja keuangan secara keseluruhan. Oleh karena itu, perlu melakukan analisis lebih lanjut dengan mempertimbangkan faktor-faktor lain seperti arus kas, rasio keuangan lainnya, dan kondisi pasar untuk mengambil keputusan yang tepat.

Muhammad Doni Darmawan
Doni is a digital content writer at Pasarind. He keeps on pursuing opportunities to engage with more people through articles and SEO.

Komentar

Siap Memulai Bisnis
Anda Secara Lebih
Mudah?

Set up dalam hitungan menit, mulai berjualan dalam hitungan detik.

Coba Sekarang!

Tidak Ada Lagi Integrasi Rumit

Mulai sekarang juga untuk bisnis yang lebih berkembang dan pasti jauh lebih mudah dengan Pasarind